Pada zaman dahulu kala ketika bangkitnya perlawanan terhadap penjajahan Belanda di daerah Desa ini adalah merupakan daerah yang bergelombang dan tegalan serta persawahan yang sering dikunjungi oleh orang-orang luar daerah karena daerah ini dikenal banyak peninggalan makam yang sangat dikeramatkan pada saat itu dinamakan pepunden seorang petapa yang bernama Mbah Amping.
Makam pepunden tersebut adalah bekas pejuang pada zaman Belanda. Mbah Amping dan murid-muridnya dikejar-kejar orang Belanda dan masuk ke sebuah hutan, mereka berlindung dan bersembunyi dihutan tersebut. Setelah kondisi merasa dianggap aman rombongan tersebut berencana membuat pemukiman disekitar daerah tersebut selain karena ada makam pepunden disini karena juga ada banyak lahan yang ditumbuhi tumbuhan antara lain tanaman pohon kelapa, pepohonan kayu tahunan, pohon kayu nangka, serta kayu lainnya, sehingga dapat menutupi lapisan tanah dari gugusan erosi. Maka dari masalah itu berdirilah sebuah pemukiman yang diberi nama Tampingan maka berdirilah Desa Tampingan dari asal kata makam petapa pepunden yaitu kaya "AMPING".
Adapun Kepala Desa yang pernah menjabat:
Kepala Desa I : Naim Atmosudiro
Kepala Desa II : R.Ali Dusun Wohan
Kepala Desa III : Ayatul Ashar Dusun Tampingan I
Kepala Desa IV : Sarjono Dusun Pongangan
Kepala Desa V : Suparman Dusun Wohan
Kepala Desa VI : Muh Heri Siswanto Dusun Tampingan I
Kepala Desa VII : Muh Heri Siswanto Dusun Tampingan I
Kepala Desa VIII : Muh Heri Siswanto Dusun Tampingan I
PJ Kepala Desa IX : Waluyo